Jumat, 14 Mei 2010

jepretan pinggir jalan

beberapa waktu lalu pulang dari acara lamaran kakak sepupu, saya dan abang2 saya iseng foto2 di jalan. yah maklum saya berhasrat ingin jadi fotografer (yg amatiran aja belum kesampean). hari itu untuk pertama kalinya saya memegang kamera foto yg biasa digunakan fotografer profesional, kebetulan om baru aja beli (padahal beberapa hari yg lalu sempet ngayal punya tu kamera). untung aja abang saya cukup mengerti dengan penggunaannya (ternyata kamera yg bagus bisa jadi gak bagus kalo dipake sama yg gak ngerti, coz sebelumnya hasil jepretan saya nge-blur semua hiks...) nih beberapa hasil jepretannya saya dan Bang Boma.
Jepretan pertama ini diambil di perempatan blok-M biasanya kalo hari kerja, ni tukang tilang (bapak polis) biasanya berkeliaran disini. tapi dihari libur ini, ni bapak beraninya ngajak anak2-nya (btw ini anak2nya bukan ya) boncengan bertiga. mana gak pake helm lagi...
 
Jepretan kedua, yg ini lucu bgt ni (sedih jg c). Mungkin buat keluarga yg kehilangan sanak saudaranya. Foto ini diambil di sekitar blok A sebelum santa kalo dari blok M. 
 
Yang buat saya sedih. Hare gene, tambah banyak aja manusia yang tidak dapat menerima kenyataan dalam hidupnya. Ingatan saya tiba-tiba terbang ke 6 tahun silam. saat itu saya dikejutkan dengan cerita tetangga saya, ceu' Rat namanya. katanya di depan mushola dekat rumah, ada perempuan gila yg sedang tidur disamping ban mobil yang sedang diparkir dipinggir jalan. kami khawatir kalau perepuan itu tertabrak mobil atau berniat ingin bunuh diri. Dengan nekatnya, ceu rat membangunkan perempuan itu dan mengajak ke warung gado-gadonya. semula, perempuan itu menolak, namun setelah dibujuk, akhirnya dia menurut. saat di warung gado-gado tersebut saya menghampiri dengan perasaan takut, biasanya kalo orang gila, tindakannya tidak bisa diprediksi. Ceu' Rat memberikan makan dan minum, sedang saya hanya memperhatikan saja, dan tak berani dekat-dekat. lama saya mengamati wajahnya lekat-lekat. Rasanya saya mengenali wajahnya, tapi dimana ya?? Setelah memberikan amunisi makanan, ceu' Rat bertanya kenapa dia sampai seperti ini. Saya heran, masak orang gila diajak ngobrol... tapi diluar dugaan saya, ternyata dia tidak gila. buktinya dia tahu dimana dia tinggal, dan kenapa dia bisa sampai seperti itu. Perempuan yg usianya kira-kira 20 tahunan ternyata asli purwakarta. setahun yang lalu seseorang mengajaknya bekerja di jakarta. dia pun menurut karena di iming-imingi gaji yang lumayan. Ternyata setelah sampai di jakarta, laki-laki yang mengajaknya ternyata malah menipunya. Seluruh harta benda yang dibawanya diambil oleh laki-laki tersebut, dan dirinya ditinggal sendirian di terminal. Dia tidak tau apa yang harus dilakukannya di jakarta. untuk pulang kampung, dia memiliki ongkos, dan tentunya dia malu kalau harus kembali dengan tangan kosong. Akhirnya setelah lebih dari satu tahun, begitulah keadaanya sekarang. Dulu, ketika dia sampai di jakarta, pakaiannya masih lengkap dengan jilbabnya, sedang kini dekil bin kumel, hanya menggunakan baju dan celana pendek saja. Ketika ia bercerita, saya teringat pada perempuan gila yang berjilbab di depan kebun binatang ragunan, yang saya temui pulang dari 'atletik'. saya dan teman-teman mengejek perempuan itu saat dia bernyanyi. diapun menimpali ejekan kami sebagai candaan, sedang saya hanya tertawa-tawa menikmati hiburan tersebut (Astagfirullahaladzim...), ya maklum masih sma. saat saya dan teman-teman naik bis Kopaja 68, ternyata dia mengikuti kami. Semula kenek bis tersebut marah-marah karena nantinya akan mengganggu penumpang yang lain, tapi karena dia tidak mau turun, akhirnya dia dibiarkan duduk dipojok bangku belakang. Sampai di terminal Ps.Minggu saya dan teman-teman turun. saat saya menengok kebelakang, ternyata perempuan itu tertidur pulas. Setelah setahun berlalu, sungguh saya tak menyangka akan bertemu dia lagi. Dia tidak gila ternyata. Perempuan itu hanya tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi... 
Setelah ia menceritakan kisahnya, mama memberikan dia sebuah baju dan ia mandi di salon sebelah rumah. Setelah membersihkan tubuhnya, kami memutuskan memberikan uang untuk dia pulang ke kampung halamannya. Sungguh hari itu memberikan pelajaran berharga untuk saya. Menerima takdir, dan mengikhlaskan segala sesuatunya kepada Allah, akan jauh membuat kita menerima kehidupan ini dan menjadikan kesalahan sebagai pengalaman yang menuntun kita kepada kebenaran.
...back to photography
Itulah mengapa saya menyukai dunia fotografi, meskipun saya bukan orang yang pandai dalam pemilihan angle. Dari foto yang kita ambil, banyak ilmu yang kita dapatkan. dan kini berharap mendapat sebuah kamera foto (www.ngarepdotcom)

Senin, 03 Mei 2010

Hello World

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, setelah sekian lama memendam keinginan untuk mempublikasikan sebuah catatan hidup, akhirnya tepat di usia saya yang seperempat abad ini  (baru sadar klo udah tua ^_^) dapat saya realisasikan. Menyusun kata, menggoreskan catatan dan kemudian membagikan pengalaman hidup sudah sejak lama saya inginkan. Namun selama ini saya hanya dapat mempublikasikan untuk diri saya pribadi. Di usia saya saat ini, belum banyak yang dapat saya lakukan untuk agama, kedua orang tua saya, kepada masyarakat, juga kepada negeri tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Setidaknya dengan adanya rangkaian kata ini, ada yang dapat saya persembahkan. Berbagi ilmu dan pengalaman hidup...
Wassalamualaikum Wr. Wb
-may@ku-