Rabu, 21 Juli 2010

Jika memang blum siap, cintai ia dalam diam

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam...
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya...

karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu...
menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu...

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya...
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah Allah swt. pilihkan untukmu...

ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali?
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan...
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah

karena dalam diammu tersimpan kekuatan...
kekuatan harapan...
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata...
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya?

dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam...

jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat...

biarkan 'cinta dalam diammu' menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dan Sang Pemilik hatimu...

Sahabat selalu di hati

Selalu saja ada sesuatu yang mengharu biru jika mengingatnya, mengenangnya, merindukannya...
Ada tawa dalam suka, ada lara dalam duka, ada asa dalam harap.
Tak mudah menghapus jejak yg sudah terukir begitu indah dalam takdir Tuhan. Menyapa lembut, membelai halus, memeluk erat...Bukankah begitu indah kisah kita tersimpan dalam sebuah album kenangan dibalut bingkai ketakwaan, berpita ukhuwah, dalam lem aqidah...
Setiap anak manusia memiliki takdir yang berbeda, begitu pula kita
Takdir telah menyapa kita dalam jalan yang berbeda
Aku ke selatan, kau ke utara, dia ke timur...
Biarlah takdir menghentakkan kaki2 dunia, menyibakkan sinar mentari yang semakin berpendar...
Asal kita tak pernah lupa, apa tujuan hidup kita sebenar-benarnya...
Dalam satu doa kupanjatkan
Dari setiap tangga-tangga kehidupan yg kita lalui, dari setiap jalan yang kita lewati, dari setiap pintu yang kita masuki, mudah-mudahan bukan langkah yang salah, yang membuat kita terjatuh, terluka apalagi terpapa.
dan kalaupun itu terjadi, Takdir Tuhan tak pernah salah menyapa kita. mungkin kita yang lupa padaNya, mengingatkan kita agar kembali pada jalan Kebenaran

-Dalam mata kaca ini, izinkan aku merindukanmu, sahabat-

Senin, 19 Juli 2010

Biar Cinta itu Bermuara Dengan Sendirinya

Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan tenang yang mau menerima.
kehadiran kapalmu!
Kalau dulu memang pernah ada.
satu pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?
Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.
( Judul Puisi ” Pelabuhan ” karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)
Matanya berkaca-kaca ketika perempuan itu selesai membaca dan merenungi isi puisi itu. Dulu sekali perempuan itu telah pernah berharap pada seorang laki-laki yang dia yakin baik dan hanif, ada kilasan – kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari.. dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan.

Berawal dari sebuah pertemanan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah agama. Perempuan itu sedang berproses untuk mendalami agama Islam dengan lebih intens. Dan laki-laki itu, dia paham agama, aktif diorganisasi keislaman, dan masih banyak lagi hal – hal positif yang ada dalam diri lelaki itu. Sehingga kedekatan itu membawa semangat perempuan itu untuk terus menggali ilmu agama.dan mempraktekkannya dalam kesehariannya. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita , curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu awalnya mengatasnamakan persahabatan.

Suatu hari salah seorang sahabatnya bertanya ” Adakah persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan dewasa tanpa melibatkan hati dan perasaan terlebih bila sudah muncul rasa simpati, kagum dan kebutuhan untuk sering berinteraksi?” Perempuan itu tertegun dan hanya bisa menjawab ” entahlah..”
Sampai suatu hari, laki-laki itu pergi dan menghilang… Awalnya masih memberi kabar. Selebihnya hilang begitu saja. Dan perempuan itu masih berharap dan menunggu untuk suatu yang tak pasti. Karena memang tidak pernah ada komitmen yang lebih jauh diantara mereka berdua. Setiap dia mengenal sosok lelaki lainnya… Selalu dibandingkan dengan sosok laki-laki sahabatnya itu dan tentulah sosok laki – laki sahabatnya itu yang selalu lebih unggul dibanding yang lain. Dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain. Sampai suatu hari,..
Perempuan itu menyadari kesia-siaan yang dibuatnya. Ia berharap ke sesuatu yang tak pasti hanyalah akan membawa luka dihati… Bukankah banyak hal yang bermanfaat yang bisa dia lakukan untuk mengisi hidupnya kini…. Air mata nya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam… Dia berjanji untuk tidak mengisi hari – harinya dengan kesia-siaan.

“Lalu bagaimana dengan sosok laki – laki itu ?? “Perlahan saya bertanya padanya.
“Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati…. Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagi saya untuk lebih hati – hati dalam menata hati dan melabuhkan hati,” ujarnya dengan diplomatis. Hingga saya menemukan perempuan itu kini benar – benar menepati janjinya.
Dunia perempuan itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi , pijar bintang dimata anak anak jalanan yang menjadi anak didiknya…. Cinta yang dialiri ketulusan tanpa pamrih dari sahabat-sahabat di komunitasnya yang menjadikan perempuan itu produktif dan bisa menghasilkan karya…cinta yang tidak pernah kenal surut dari kedua orang tua dan keluarganya… Dan yang paling hakiki adalah cinta nya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka… Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.

Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga…. saat seseorang itu pun hilang begitu saja… Masih ada setangkup harapan agar dia kembali….Walaupun ada kata-katanya yang menyakitkan hati…. akan selalu ada beribu kata maaf untuknya…. Masih ada beribu penantian walau tak pasti… Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah jodoh yang dicari sehingga menutup pintu hati dan sanubari untuk yang lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin sama sekali tak pernah memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia??
Masih ada sejuta asa…. Masih ada sejuta makna…..Masih ada pijar bintang dan mentari yang akan selalu bercahaya dilubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama….
“Lalu… bagaimana dengan cinta yang dulu pernah ada?? ” tanya saya suatu hari.
Perempuan itu berujar, ” Biarkan cinta itu bermuara dengan sendirinya… disaat yang tepat… dengan seseorang yang tepat…. dan pilihan yang tepat……hanya dari Allah Swt. disaat dihalalkannya dua manusia untuk bersatu dalam ikatatan pernikahan yang barokah..”
Semoga saja akan demikian adanya… (sumber eramuslim)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Diantara hikmah dari ayat ini adalah seorang hamba tidak boleh memiliki suatu pandangan yang mendahului keputusan Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau memilih sesuatu yang tidak Allah Subhanahu wa Ta'ala pilih,
serta memohon-Nya sesuatu yang ia tidak mengetahuinya. Karena barangkali di situlah kecelakaan dan kebinasaannya, sementara ia tidak mengetahuinya. Sehingga janganlah ia memilih sesuatu mendahului pilihan-Nya. Bahkan semestinya ia memohon kepada-Nya pilihan-Nya yang baik untuk dirinya serta memohon-Nya agar menjadikan dirinya ridha dengan pilihan-Nya. Karena tidak ada yang lebih bermanfaat untuknya daripada hal ini


Saudaraku..
Janganglah kamu memiliki pandangan yang mendahului keputusan Allah..
Jangan kamu sia-siakan waktumu untuk menunggu suatu yang tak pasti..
bila memang hatimu telah merasa ingin untuk menikah..
bila memang dia merupakan pilihanmu.
Cepat LAMARLAH..
Cepat katakanlah kepadanya.
Supaya dirimu ada kepastian..
Supaya dirimu tercegah dari dosa..
Agar tidak ada istilah Teman Tapi Mesra..
Supaya dirimu tidak dipermainkan oleh perasaanmu sendiri..
Bila kenyataan ternyata kamu tidak bisa bersatu dengan pilihanmu
Yang penting kamu sudah ikhtiar.
Yang penting kamu sudah ada kejelasan..
Agar tidak ada penyesalan dikemudian hari..
Agar kamu bisa melangkah lagi untuk mencari pasangan jiwamu..


Semoga kita bisa mengambil ibrah dari cerita ini..

Apabila salah satu pintu kebahagiaan tertutup, yang lain akan
terbuka tapi lazimnya kita kita akan memandang pintu yang telah
tertutup itu terlalu lama hinggakan kita tidak nampak pintu yang
telah pun dibukakan untuk kita

Tetaplah semangat dalam mencari pasangan jiwamu..
masih ada pintu kebahagian yang terbuka untuk kita

sumber: http://www.facebook.com/notes/khalid-bin-walid/biar-cinta-itu-bermuara-dengan-sendirinya/137793349583807