Sabtu, 28 Mei 2011

Melahirkan Jongkok -Sebuah Catatan Kelahiran-

Kemarin saya dan mama menjenguk tetangga saya yang baru melahirkan, bayi perempuan yang cantik sekali. Ah... keinginan saya memiliki anak timbul kembali, tapi bagaimana mungkin,,, sekolah saja saya sulit... Lho??? Hehehe maksud saya, bagaimana mungkin melahirkan anak, wong punya suami saja belum ada, belum ada yang mau menjadi calon investor :D

Ok back to the topic, ibu itu bercerita kisahnya melahirkan yang cukup menarik. Ibu itu bercerita kalau ia melahirkan di bidan. Cukup sulit prosesnya, sebab meskipun telah pembukaan 4, ibu itu tidak merasakan mules-mules seperti pada umumnya orang yang mau melahirkan. Dan anehnya lagi, air ketubannya tidak ada sama sekali. Kata bidan, mungkin air ketubannya sudah pecah dan sudah kering di dalam. Setelah cukup lama menunggu pembukaan, rasa mulas tersebut belum datang juga. Bidan pun menyuruh untuk mengejan. Kata bumil 'ibu hamil' "ya bu, gimana mau ngejan, sayanya aja gak mules" sebab ini bukanlah pertama kalinya ia melahirkan, jadi ia cukup tau bagaimana harus mengejan. Sekalipun ia mengejan, justru malah menyesakkan dada karena tidak ada perasaan mulas yang menimbulkan rasa ingin melahirkan. Subhanallah, begitu berat perjuangan seorang ibu yang ingin melahirkan. Karena belum berhasil juga, akhirnya bidan tersebut memanggil seorang bidan yang lebih senior alias jam terbang yang tidak di ragukan lagi. Setelah bidan itu di panggil, bidan tersebut menyuruh bumil tersebut untuk melakukan hal yang cukup ganjil, yaitu 'jongkok'. Ya, mencoba melahirkan dengan cara jongkok, menurut saya itu cukup ganjil, tapi terasa logis juga. Sebab ini seperti, maaf, orang yang ingin buang air besar. Sebab kalo saya pikir, kalau kita ingin buang air besar, ya kita tidak lakukan dengan berbaring kan,,, ya makanya di buat kloset dengan model duduk atau jongkok. Ibu hamil tersebut akhirnya menerima saran bidan tersebut, baginya bagaimanapun caranya, asalkan dia dapat melahirkan dengan selamat. Akhirnya, setelah ia jongkok, bayi itu dengan mudahnya keluar. Alhamdulillah, selamat. Lahirlah seorang bayi perempuan. 

Begitu cerita ibu yang baru melahirkan. Mungkin karena cerita ibu tadi yang cukup menarik, membuat mama saya tergerak untuk menceritakan kisah kelahiran saya. Saya dulu pernah mendengarkan ceritanya, saat mama melahirkan saya, namun tidak sedetil hari itu. Hari itu, tepat hari jum'at tanggal 3 Mei, sesaat setelah orang-orang pulang sholat jum'at, mama merasakan seperti sudah waktunya melahirkan. Akhirnya bapak keluar rumah untuk mencari taksi. ketika menunggu taksi, tetangga menyapa bapak, ya bapak mengatakan sedang menunggu taksi, sebab istrinya (mama) mau melahirkan, kebetulan bapak-bapak yang menegur bapak memiliki kendaraan kemudian menawarkan untuk mengantarkan ke rumah sakit. Akhirnya bapak dan mama di antarkan ke rumah sakit menggunakan mobil tersebut. Setelah sampai, mama masuk ke ruang persalinan. Suster yang memeriksa menyuruh menunggu dan mengatakan kalau kemungkinan lahirnya setelah ashar, itu artinya masih sekitar 2 jam lagi. Setelah itu suster tersebut meninggalkan mama di ruang bersalin, sedangkan bapak menunggu di luar. Namun tidak lama kemudian, sepertinya saya sudah tidak sabar untuk melihat dunia luar :D lahirlah saya ke muka bumi. Alhamdulillah. Bapak-bapak yang mengantar orang tua saya saja baru akan meninggalkan rumah sakit, begitu mendengar suara tangisan saya, langsung bilang ke bapak, kalau yang menangis itu adalah saya. bapak sempat tidak percaya sebab kata suster, kalau mama akan melahirkan setelah ashar. Akhirnya bapak masuk ke ruangan buat mengecek kebenarannya. Dan ternyata benar, mama telah melahirkan saya :) . Tidak sampai satu jam di rumah sakit. Hal yang mudah lainnya adalah biaya persalinan. Saat itu biaya persalinan normal pada umumnya berkisar 90ribu. Ternyata bapak hanya perlu membayar 19 ribu rupiah. Mungkin karena mama tidak memerlukan banyak tindakan dan infus. Semuanya begitu lancar.

Tidak lama kemudian mama di ijinkan pulang. Bapak pun mencari taksi di depan rumah sakit. Sungguh kebetulan yang merupakan takdir Allah, bapak menyetop taksi yang ternyata adalah tetangga rumah. Akhirnya kami naik taksi tetangga tersebut, dan bapak supir taksi itu tidak mau menerim ongkos taksi tersebut. Subhanallah, begitu Allah mudahkan proses kelahiran saya di hari jum'at yang penuh barokah. Semuanya begitu mudah, lancar dan murah. Hehehe... Ya gak banyak ngeluarin banyak biaya, alias banyak gratisnya :D . Padahal kata mama, sebelumnya bapak sempat bingung memikirkan biaya kelahiran saya dan biaya-biaya tak terduga lainnya nanti. Alhamdulillah, sebelum waktu kelahiran saya, bapak mendapat proyek yang cukup besar. Itulah perjuangan dan pengorbanan kedua orang tua saya. Sekalipun dunia dalam genggaman saya, tak cukup untuk saya membalas semua jasa-jasanya. Terima kasih pak, terima kasih mah. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak yang telah mengantarkan ke rumah sakit, bapak supir taksi yang telah mengantar pulang, serta dokter, suster yang telah membantu persalinan mama. Semoga Allah meridhoi dan mencatat sebagai sebuah kebaikan