Selasa, 30 November 2010

Saya marah pada diri saya sendiri, Allah Maafkan saya

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. YUNUS:107)
Saya tersentak setelah membaca sebuah catatan yang di tulis oleh Mas Salim A Fillah dengan judul "Mencintai penanda dosa". http://www.facebook.com/home.php?#!/note.php?note_id=165007573540104
Catatan itu membuat saya terpaku seketika. Astaghfirullahaladzim.... Ya Robb, ampuni hambamu. Sungguh kisah itu begitu memberikan gambaran betapa manusia harus senantiasa menjaga iman di setiap waktunya. Sungguh luar biasanya manuver langit dengan membentuk sebuah mementum yang begitu singkat namun menghasilkan letupan dosa yang maha dahsyatnya .Sebuah takdir tuhan. Sepasang muda yang mempunyai niat yang suci, menjalani dengan cara yang baik, dan sangat menjaga adab, hanya karena suatu ketika saat waktu tak berpihak. Hanya karena keluarga calon pria tak bisa menemani, dan teman calon mempelai wanita yang telah di ajak untuk menemani tiba-tiba turun di tengah jalan karena suatu urusan yang mendesak. dan hanya melalui sebuah kecoa di kamar mandi, sebuah kesalahan besar di lakukan. Masya Allah.... betapa hamba yang membaca saja tak sanggup untuk menerima akibat-akibat yang di timbulkan. Memang semuanya adalah takdir, takdir yang begitu hebat menguji sisi keimanan manusia.
Lantas bagaimana dengan saya, yang iman saja masih bolong-bolong, yang hati kadang ternodai. Saya ingin teriak sekeras-kerasnya, saya ingin menangis sejadi-jadinya. Saya benar-benar marah pada diri saya sendiri. Kisah ini benar-benar menyadarkan saya untuk lebih baik lagi menjaga sikap. Allah telah menegur saya dengan cara yang begitu halus melalui tulisan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar