Minggu, 06 Maret 2011

inikah akhir ujianku???

Mendung pagi ini menggelayuti kotaku. Sendu, mungkin itu juga yang mewakili kondisi tubuhku. setelah lebih 4 hari tergeletak lemah. Allah sedang memberikan ku bonus. Sebuah bonus dimana ketika keikhlasan itu hadir, maka akan menjadi penawar dosaku, bonus dimana aku dapat mengistirahatkan tubuh, dan bonus dimana aku dapat melakukan berbagai hal yang cukup sulit dan jarang aku lakukan dalam kondisi sehat (tak ada banyak waktu, itu alibiku), yaitu membaca, menulis, dan menghafal. Meski sambil berbaring, ku tuliskan semua kata yang bermain dalam benakku, meski hanya menggunakan handphone. 
Sesungguhnya ujianku yang terberat bukan pada rasa sakit ini, melainkan ujian keimanan yang hampir setahun ini menggelayutiku, dan puncaknya adalah dua bulan lalu, saat kondisi diri sungguh labil. Ah sebuah kesalahan yang kulakukan, padahal sejak dulu begitu mudah aku lawan. Hampir setahun aku mengisi hatiku dengan titik noda yang begitu tipis, hingga aku tak menyadari, kalaupun sadar dengan mudahnya terulang lagi. Ah betapa imanku hanya setipis kapas yang dengan mudahnya dihembus bujukan syetan. Allahu Akbar. Dan ketika syetan telah bermain dalam dadaku, ia akan mencoba untuk selalu menutupi kata hati ku. Dan mereka bertempur disana. Meski beberapa orang telah menasehatiku, entah atas dasar 'kebaikan' yang meluluhkanku. Kalau saja aku mendengarkan nasihat abi, untuk mengakhiri semuanya sejak awal, mungkin kejadian-kejadian dua bulan lalu tak perlu terjadi, dan akhirnya tak seperti saat ini. 
Akhirnya, akulah yang menjadi korban fitnah yang tak kusangka. Kurasa inilah takdirku, ketika takdir menyapaku melalui seorang wanita yang tak ku undang, justru mengundang ku. Akhirnya ku terima undangan itu, dan kumulai dengan pembicaraan hangat. Tak di sangka sebuah kalimat yang membuat aku seperti seorang tertuduh, akulah yang memulai, aku lah yang sebenarnya... Aku lah... Ah fitnah apa ini, mengapa jadi seperti ini pandangannya terhadapku. Akhirnya dengan segala keberanian, ku ungkapkan semua fakta yang ada. Sebenarnya ini tak baik, mengungkapkan sikap seseorang. dan ku yakinpun, penilaiaannya tentang ku pun akan menjadi buruk sebab bagaimana ia dapat menilai jika hanya mengenalku dari luar saja, dan tentu saja ia akan lebih mempercayai orang tersebut ketimbang diriku yang baru di kenalnya, tapi biarlah, biarlah orang menilai buruk tentangku, asal tak ada orang lagi yang 'tak sengaja ' mengobok-obok imanku. Ku bilang tak sengaja, karena ku yakin, itu hanya sebuah kekhilafan seorang anak manusia, dan biarlah karena kealpaannya, juga kekurang tegasnya diriku, membuat namaku tercoreng.
Biarlah ini menjadi pembelajaranku di kemudian hari. Tak perlu lagi kucari pembenaran yang ada, tak perlu juga ku minta ia yang telah mencoreng namaku memintanya memperbaiki namaku di hadap orang-orang tersebut, tak perlu ia mengatakan yang sebenarnya, jika hanya mengungkap kesalahannya di depan orang-orang. Cukup sampaikan saja kepada pemilik setiap jiwa. Sebab Ia yang lebih kecewa. Begitupun dengan diriku. Astagfirullahaladzim.... Astagfirullahaladzim... Setelah ini semoga tak ada lagi yang mencuri waktuku dengan perbuatan dan kata yang sia-sia, apalagi perbuatan dosa. Allahumma amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar